Gelora Nurani – Arif Novianto

Mencoba mengukir lengkokan tinta-tinta perlawanan untuk menyampaikan segala ketidak-adilan dan memperjuangkan kebenaran

Apa Itu Komoditi?

Bagian #2 dari kolom “Ngaji Kapital”capitalism

Dalam karyanya Capital jilid 1, Karl Marx mengawali pembahasannya dengan menjelaskan tentang apa itu komoditi. Itu karena komoditi merupakan bentuk dasar dari produksi kapitalis, sehingga menjadi sangat penting untuk menjelaskannya terlebih dahulu.

Pertama-tama, komoditi adalah benda diluar kita, sesuatu yang sifat-sifatnya dengan satu atau lain cara memenuhi kebutuhan manusia (Marx, 2004 [1867]: 3). Komoditi ini dapat berupa barang dan jasa, yang artinya sudah ribuan tahun diproduksi oleh manusia. Nilai dari komoditi ini menurut Marx dapat dilihat dengan dua cara, yaitu pertama sebagai nilai pakai karena barang dan jasa ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Nilai pakai ini berwujud adalah ketika komoditi tersebut dipakai atau digunakan, sehingga barang dan jasa dapat dijual karena manusia menggunakan nilai pakai atau nilai guna dari barang dan jasa tersebut.

Dan yang kedua adalah nilai tukar. Dalam komoditi memiliki nilai tukar yakni sebagai suatu hubungan kuantitas, sebagai proporsi atau jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan nilai pakai komoditi tertentu dengan nilai pakai komoditi jenis lainnya. (Marx, 2004 [1867]: 4). Sebagai contoh bahwa satu komoditi sepeda dapat dipertukarkan karena memiliki nilai yang sepadan dengan 1 komoditi radio atau 10 komoditi kaos. Artinya dalam setiap komoditi pasti memiliki nilai walaupun nilai pakainya berbeda-beda, karena adanya nilai dalam setiap komoditi tersebutlah yang membuatnya dapat dipertukarkan dengan komoditi yang lainnya atas dasar ekuivalen.

Dalam modus produksi kapitalis, komoditi berada sebagai medium pertukaran sebagai titik awal kapital. Seperti dalam formula umum kapital dalam produksi komoditi skala kecil juga telah terdapat kapital. Yaitu dalam proses kumparan U – K – U’ (U= uang dan K= komoditi). Artinya proses U – K – U’ ini berbeda dengan proses Ka – U – Kb yang berbasiskan pada nilai pakai atau kebutuhan. Skema Ka – U – Kb ini menurut Marx adalah cara yang digunakan manusia untuk menunjang kebutuhan hidupnya sebelum ada kapitalisme, yaitu melalui cara barter. Artinya ketika anggaplah seorang petani menjual pisangnya ke pasar (Ka), setelah mendapatkan uang (U) kemudian membelikannya baju (Kb). Proses tersebut tidak menunjukan terjadinya pertambahan nilai dalam komoditi pisang ke baju, karena petani tersebut anggap saja memiliki komoditi pisang yang berlebih dan disisi lain memiliki kebutuhan akan pakaian, sehingga proses tersebut tersebut bersandar pada nilai guna. Posisi Uang (U) dalam skema tersebut hanyalah sebagai medium pertukaran.

Dalam kapitalisme, skema barter (K – U – K) tersebut tidak menjadi bagian utama dalam modus produksinya. Skema barter pada perkembangan formasi sosial kapitalis tidak selaras dengan logika ekonomi kapitalisme. Itu karena dalam kapitalisme komoditi tidak hanya diproduksi sebagai nilai pakai, akan tetapi juga diperjual-belikan. Artinya skema barter yang bersandar pada nilai pakai (tidak pada basis keuntungan) tidak mampu menyokong modus produksi kapitalis ini, sehingga kemudian ditinggalkan.

Berbeda dalam skema membeli untuk menjual (U – K – U’) tidak mungkin terjadi keselarasan dari nilai awal ke nilai akhir, pasti ada basis pertambahan nilai untuk menciptakan keuntungan. Paul Sweezy (Suryajaya, 2013: 268-270) dalam The Theory of Capitalist Development menjelaskan bahwa skema U – K – U’ ini diuraikan sebagai berikut:

SP

U – K {           – U’

              TK

Artinya bertitik pangkal dari uang, kapitalis kemudian membelikannya sarana produksi (SP) termasuk bahan baku dan tenaga kerja (TK) untuk melakukan produksi hingga menghasilkan komoditi yang dapat dijual dan merealisasikan laba. Komoditi dalam skema ini menjadi medium perantara.

Dalam perekonomian yang berbasis komoditi sebagaimana kapitalisme, uang memerankan peran penting, pertama adalah bahwa uang menjadi alat penyederhana rasio jumlah pertukaran antara (nilai guna) berbagai komoditi yang begitu besar. Dan kedua, uang dapat menjadi piranti pertukaran komoditi yang bersifat tidak langsung. Uang artinya memiliki peran yang bersifat fleksibel. Sebagaimana menurut Marx uang juga memiliki andil pengilusian terhadap hasil kerja dari buruh. Kapitalis membayarkan padanya nilai komoditi dengan uang, tetapi melalui uang inilah yang membuat para buruh menjadi tidak sadar atau tidak mengetahui besaran nilai produk kerjanya serta bayaran yang seharusnya mereka terima. Disanalah proses realisasi laba terjadi. Pertanyaannya kemudian adalah dari mana asal-usul dari laba dalam proses tersebut? Silahkan simak hasil kajian dari kolom “Ngaji Kapital” berikutnya.

Leave a comment