Gelora Nurani – Arif Novianto

Mencoba mengukir lengkokan tinta-tinta perlawanan untuk menyampaikan segala ketidak-adilan dan memperjuangkan kebenaran

Tag Archives: blok historis

Menolak Paham Sesat Lokalitas Gerakan: Mengaitkan Kembali Memori Akar Sejarah Pergerakan Mahasiswa di Indonesia

Tanggapan Untuk Andre Barahamingerakan mahasiswa indonesia buruh petani kapitalisme komunis rakyat melawan elit

MEMBACA tanggapan Andre Barahamin[1] terhadap tulisan saya di IndoPROGRESS[2], bagi saya memiliki beberapa poin yang cenderung akan memukul mundur (regresif) arah gerakan mahasiswa itu sendiri. Alih-alih menyodorkan anti-tesis terkait perbaikan arah gerakan mahasiswa sekarang, bagi saya tanggapan tersebut malahan seperti remaja galau yang menolak belajar dari masa lalu. Mereka yang menganggap tidak penting dan membuang-buang waktu untuk belajar dari sejarah. Kemudian hanya asyik dengan dunianya sendiri tanpa melihat realitas di sekitarnya.

Ada dua poin utama dari Barahamin dalam tanggapannya, yaitu menolak ‘memori dan romantika’ dalam gerakan mahasiswa dan yang berkarakter regresif adalah lontaran proposal yang menekankan gerakan mahasiswa untuk mengutamakan masalah lokalitas dalam gerakan mereka, yaitu dengan menentang komodifikasi universitas. Dalam beberapa argumen, saya sependapat dengan Barahamin, seperti tawarannya untuk mendorong kajian-kajian ilmiah terhadap sejarah gerakan mahasiswa. Hal ini tepat jika melihat bahwa saat ini ada permasalahan serius di universitas yang berpijak pada komersialisasi pendidikan. Namun tawaran tersebut seharusnya tidak mengurung gerakan mahasiswa dalam lokalitas kampus semata.

Read more of this post

Hilangnya Politik Rakyat

Lampung Post 13 Februari 2014 a

Doc: Epaper Lampung Post 13 Februari 2014

Politik itu semacam belati, disatu sisi dia dapat membahagiakan kita namun disisi yang lain dia dapat menyiksa kita. Politik tanpa pertarungan adalah omong kosong dan politik tanpa konflik hanya akan menciptakan kediktatoran. Maka pemahaman akan politik menjadi sangat penting, untuk bagaimana dapat memperjuangkan nasib kita menjadi lebih baik lagi. Apalagi didalam sistem demokrasi seperti sekarang ini.

Ajang kontestasi politik di Juni 2014 nanti sudah begitu dekat. Gelora perpolitikan seolah menggema disegala penjuru Indonesia. Akan tetapi sampai sekarang masih banyak masyarakat yang tak lagi percaya dengan tangan gaib politik. Bahkan politik selalu dilekatkan dengan kebobrokan dan keporak-porandaan. Kerangka berfikir masyarakat yang memanifestasikan politik kearah negatif ini bukan tanpa sebab, itu karena setelah paska reformasi ditengah kebebasan informasi publik, mereka menyaksikan gelontoran perilaku negatif (korupsi, kebijakan yang tak pro-rakyat dan tindakan melanggar hukum lainnya) yang dijalankan oleh pemerintah.

Read more of this post

Pembangunan Blok Historis: Mensinergikan Gerakan Mahasiswa dan Buruh Demi Menciptakan Kesejahtraan Bersama

Buku Gebrakan Mahasiswa Menggugat Diskriminasi Buruh

Doc: Pribadi

 “Sejarah masyarakat yang berlangsung selama ini adalah sejarah perjuangan kelas”(Marx. Manifesto of the Communist Party. 1848)[1]

Gerakan buruh kini telah mulai bangkit setelah hampir 3 dekade dilumpuhkan oleh rezim Orde Baru (Hadiz, 2006). Berbagai pencapaian-pencapaian dan kegagalan-kegagalan pun telah dirasakan oleh gerakan buruh ini. Keadaan tersebut semakin menempa mereka dan juga telah berkontribusi pada pembentukan identitas mereka sebagai buruh (Saptari, 2008).

Tetapi didalam relasi kerja Kapitalisme, problematika yang dihadapi buruh tak akan pernah ada akhirnya. Permasalahan upah tidak layak, kerja kontrak, outsourcing, PHK, tidak adanya jaminan kesehatan dan kerja merupakan permasalahan yang dihadapi para buruh Indonesia sampai saat ini. Kenyataan tersebut, memberikan gambaran bahwa kepentingan buruh bertentangan secara hakiki dan tidak dapat didamaikan sama sekali dengan kepentingan ‘sistem sosial dan politik’ kapitalisme (Shandro, 1995: 279).

Hal senada juga dialami oleh para Mahasiswa. Menjalarnya kapitalisme ke ranah pendidikan dengan logika profit oriented yang melatarbelakanginya, telah menjadikan mahalnya biaya pendidikan, dikontrolnya Universitas-universitas oleh kalangan elit dan menciptakan pondasi ilmu pendidikan yang menekankan hanya pada nilai-nilai korporasi.

Read more of this post