Gelora Nurani – Arif Novianto

Mencoba mengukir lengkokan tinta-tinta perlawanan untuk menyampaikan segala ketidak-adilan dan memperjuangkan kebenaran

Tag Archives: patriarki

Harta, Takhta dan Wanita

Suara Merdeka 08 Maret 2015

Sumber: Epaper Suara Merdeka 08 Maret 2015

Selama hampir setahun terakhir, film Mahabarata produksi India yang ditayangkan dalam salah satu stasiun televisi lokal Indonesia memperoleh rating tinggi artinya banyak digemari oleh masyarakat. Namun entah mengapa saya tidak sedikitpun tertarik untuk menontonnya. Alasannya sederhana, karena dalam kisah Mahabarata di film tersebut tidak memperlihatkan dinamika kehidupan rakyat kecil dan hanya berkutat pada perebutan “Harta, Tahta dan Wanita”.

Cerita Mahabarata memang adalah warisan budaya feodal dan bersifat patriarkis. Di dalamnya ada pengkotak-kotakan secara harfiah terhadap kehidupan manusia. Ceritanya hanya berisi kegaduhan dari elit untuk memperebutkan “Harta, Tahta dan Wanita”. Itu adalah kebudayaan elit yang tak menampakan dinamika kesulitan hidup rakyat. Sudut pandangnya yang dari kelas atas membuat masyarakat yang menontonnya hanya dibimbing untuk menginternalisasi nilai-nilai ketimpangan dan pengkotak-kotakan tidak untuk mencapai kesadaran akan realita kehidupan yang ada.

Read more of this post

Patriarki & Perjuangan Emansipasi Wanita

Sampul Bumi ManusiaBumi Manusia” merupakan sebuah karya sastra yang sangat besar yang pernah dituliskan oleh seorang sastrawan hebat yang pernah terlahirkan di Indonesia ini yaitu Pramoedya Ananta Toer. Sosok yang lahir di Blora – Jawa Tengah pada 6 februari 1925 ini adalah salah satu anggota Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), yang dilekatkan sebagai salah satu organisasi sayap kiri di Indonesia pada era Orde Baru.

Seiring meletusnya peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G 30S) atau yang menurut Soekarno disebut sebagai Gerakan Satu Oktober atau Gestok, telah membuat lelaki yang akrab disapa Pram ini dijebloskan ke penjara tanpa proses pengadilan. Namun penjara tak lantas membuat Pram harus berhenti menulis, baginya menulis adalah tugas pribadi dan nasional (hlm 1). Bahkan hampir separuh perjalanan hidupnya dipaksa secara tak manusiawi untuk hidup dari penjara ke penjara.

Didalam penjara itulah (tepatnya di pulau buru, Agustus 1969 – 12 November 1979), Pram berhasil menyelesaikan tulisan Novel yang dinamai sebagai Teatrologi Buru. Novel tersebut terdiri dari  Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca. Selain itu juga terdapat berbagai karya yang dihancurkan paksa oleh rezim orba sebelum mencapai percetakan.

Bumi Manusia yang merupakan bagian pertama dari teatrologi buru tersebut berlatar kisah pada era akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20 ketika penjajahan Hindia Belanda masih berkuasa. Bahkan novel Bumi Manusia ini pun juga telah diterbitkan di 33 bahasa. Minke, Nyai Ontosoroh atau Sanikem dan Annalies merupakan tokoh utama didalam novel ini.

Read more of this post

Korupsi Tak Mengenal Gender

Batam Post 09 Januari 2014

Doc: Epaper Batam Pos 09 Januari 2014

Akhir-akhir ini publik digemparkan dengan terseretnya Ratu Atut Chosiyah didalam jeratan kasus korupsi. Kekuatan dinasti politik di Banten kini pun mulai terguncang, setelah salah satu trah dinasti Tb Chasan Sochib yaitu Ratu Atut yang merupakan Gubernur Banten saat ini ditetapkan KPK sebagai tersangka.

Didalam relasi kekuasaan perilaku koruptif memang tak pernah memandang gender, apakah itu laki-laki ataupun perempuan. Apa yang telah dilakukan oleh Angelina Sondakh, Miranda Gultom, Melinda Dee, Nunun Nurbaiti, Mindo Rosalinda, Chairun Nisa, Wa Ode Nurhayati dan yang baru-baru ini Ratu Atut Chosiyah, memperlihatkan bahwa perempuan juga tak dapat mengelak dari lingkaran perilaku korupsi, ketika mereka berada dalam lingkaran kekuasaan.

Ungkapan yang terkenal dari Lord Action “power tends to corrupt and absolute power corrupts absoluty”, menyiratkan bahwa selama ada kekuasaan maka kecenderungan terjadinya korupsi itu mungkin. Dan ketika kekuasaan itu mutlak maka kecenderungan terjadinya tindakan korupsi menjadi sangat besar serta tak pernah peduli apakah itu laki-laki atau pun perempuan.

Read more of this post